Tepat pukul 06.30 WITA kami meninggalkan Hotel Lambitu,
tempat dimana kurang lebih 5 hari kami menginap. Rute perjalanan pulang kembali ke Kota
Yogyakarta, tidak sependek perjalanan ketika kami datang ke Kota Bima.
Kali ini, kami harus melakukan perjalanan darat dari Kota
Bima ke Kabupaten Sumbawa Barat untuk kemudian menyeberangi Selat Alas hingga
tiba di Pulau Lombok. Barulah perjalanan dilanjutkan via udara ke Yogyakarta.
Hal ini dikarenakan tidak adanya penerbangan yang connect dari
Bima-Lombok dan Lombok-Yogyakarta di saat pendemi seperti ini. Kalaupun ada,
kami harus transit dan menunggu lebih dari 10 jam.
Saya pribadi harus benar-benar menyiapkan fisik, karena perjalanan ini diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 10 jam. Tujuan pertama kami adalah Kabupaten Donpu. Turun naik gunung menjadi rute yang harus kami lalui. Gunung-gunung yang agak sedikit gersang, menjadikan pemandangan tetap indah karena saya merasa seperti sedang berada di negara bermusin gugur.
Saat memasuki Kabupaten Donpu, kami sempat tersesat. Alhasil kamipun nyasar masuk ke pasar tradisonal. Tapi alhamdulillah, dengan cepat kami berbalik arah dan kembali ke jalur yang seharusnya.
Dari Kabupaten
Donpu, perjalanan berlanjut ke Kabupaten Sumbawa Besar. Selain gunung, kali ini
laut dan juga pantai menjadi pemandangan yang kami nikmati. Kami juga sesekali
mampir untuk sholat ataupun sekedar menghilangkan rasa penat setelah berjam-jam
berada didalam mobil.
Perjalananpun berlanjut
ke Sumbawa Barat, kabupaten paling Barat di Pulau Sumbawa. Tujuan kami adalah
pelabuhan penyeberangan Poto Tano. Kami tiba di pelabuhan sekitar pukul 15.30
WITA, yang berarti 8 jam perjalanan dari Kota Bima. Beruntung bagi kami tidak
harus menunggu lama, karena kapal feri KMP. Nusa Wangi I yang akan kami
tumpangi sudah bersandar dan siap mengangkut penumpang beserta kendaraannya.
Kamipun masuk
ke dalam kapal diikuti kendaraan lain yang sudah mengantri dibelakang. Sebagai
penumpang, kami tetap berada di dalam mobil sampai mobil parkir dengan rapi
mengikuti arahan petugas.
Setelah mesin
mobil dimatikan, sayapun bergegas keluar dan naik ke dek 2. Dari dek 2,
terlihat beberapa truk yang mengangkut sapi, kendaraan roda empat lainya
dan roda dua berbaris rapi di dek 1.
Kapal KMP.
Nusa Wangi I memiliki 3 dek atau lantai. Dek 1 merupakan tempat kendaraan roda
4 dan roda 2 yang tidak lain adalah milik penumpang yang akan menyeberang,
sedangkan dek 2 adalah tempat khusus untuk penumpang.
Dek 2 berisi tempat duduk yang bisa memuat sampai dengan 100 orang penumpang. Di dek 2 ini juga terdapat ruang VIP, yaitu ruang ber-AC khusus penumpang yang ingin beristirahat sepanjang perjalanan sambil tiduran. Terdapat 8 buah kasur di lantai dengan harga sewa Rp. 10.000,-.
Dek 2 juga dilengkapi
dengan 2 buah kantin yang berada di pojok kiri dan kanan, mushola, dapur serta
toilet pria dan wanita. Dek 2 terlihat lengang, hal ini karena ada beberapa
penumpang berada di dek 3.
Di dek 3 ini terdapat
anjungan, dimana kita bisa lebih leluasa melihat pemandangan laut nan indah.
Selain itu, nahkoda kapal yang bertugas menjalankan kapal beserta ABK-nya atau Anak
Buah Kapal juga berada di dek ini.
Saya pribadi, memilih
untuk berada di dek 2 dan duduk di kursi penumpang di sisi kiri. Dari sini,
saya bisa merasakan angin laut yang bertiup. Beberapa kapal terlihat melintas
dengan arah yang berlawanan. Pulau-pulau kecil yang kami lewati juga terlihat
sangat indah. Pemandangan dan suasana ini membuat saya dapat menghilangkan
sejenak kelelahan karena perjalanan yang cukup panjang dari Kota Bima.
Setelah 2 jam perjalanan meyeberangi Selat Alas, tepat pukul 17.30 WITA kami tiba di pelabuhan Kayangan-Selong, Kabupaten Lombok Timur. Saya beserta teman-teman bergegas untuk turun ke dek 1 dan masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Mataram.
Memasuki Kota Mataram membuat saya tidak sabar untuk segera sampai di hotel untuk beristirahat. Namun saya harus bersabar karena kami masih harus mampir untuk makan malam. Semoga malam ini saya bisa beristirahat dan bangun lebih awal esok hari untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Yogyakarta.
0 Komentar